Panggung Sandiwara


Saat berada pada "panggung sandiwara", ada peran yang kita mainkan!

Kita dihadapkan pada keadaan lapar, mencoba bertahan dengan kekuatan hasrat, dengan segala ancaman seleksi alam yang penuh kompetisi.

Saat berada pada posisi salah dan posisi kalah, kita dihadapkan pada sanksi!

Saat berada pada tahapan titik terbawah self esteem, rasa lelah terhadap intrik mengundang amarah, rasa sedih, rasa malu, rasa jijik, rasa sesal dan berbagai pesimisme optional!

Saat berada pada ruangan kesendirian, sejuta pertanyaan terlontar. Sang Pembuat Skenario, kenapa aku diberi adegan serumit ini? Sang Sutradara, bukankah selama ini aku sudah melaksanakan apa yang Kau orderkan? Sang Juri, bukankah aku sudah maksimal berusaha memenuhi target sesuai yang ditetapkan?

Saat berada pada pintu solusi yang tertutup, semua pemain meninggalkanku, semua pemain mentertawakanku! Orang yang kucintai ternyata menghakimiku. Tak ada pemain yang berperan sebagai psikolog berkapasitas!

Saat semua pergi meninggalkanku, Allah tetap menemaniku!

Allah masih mempercayakanku menyelesaikan tugas kehidupan! Masih ada format baru untuk re-design konsep kehidupan!

Hanya ALLAH yang mencintaiku apa adanya!