Corporate culture menjadi salah satu elemen keunggulan kompetitif.
Tiga resep efektif membangun budaya kerja yang berorientasi pada keunggulan:
1. Adanya komitmen dan konsistensi antara tekad dan tindakan dari top leaders.
Elemen kunci sikap top management yang mengawali budaya transformasi perusahaan:
- Inisiatif perubahan
- Dukungan riil
- Keterlibatan aktif
- Budaya Google yang fun dan produktif
- Falsafah Toyota akan kesempurnaan mutu
- Untuk menciptakan organisasi yang gesit dan responsive, perlu diciptakan struktur organisasi yang ramping dan tidak terlalu hirarkis
- Untuk membangun budaya kerja yang inovatif dan mengedepankan semangat entrepreneur, sistem yang dibangun harus mengancu pada nilai-nilai budaya baru tersebut.
- Contoh: Google memberi free days 1 hari setiap minggu, karyawan dibebaskan berksperimen sesukanya, baik kolaboratif maupun independent. Banyak ide-ide layanan baru Google yang ternyata muncul dari kebijakan “Hari Bebas”.
- Pesannya: setiap sistem kerja dan kebijakan pengelolaan karyawan harus dikaji dan kemudian dirombak agar sesuai dengan kultur baru yang akan dituju.
- Setelah mendesain sistem kerja dan kebijakan pengelolaan karyawan yang selaras dengan budaya baru yang ingin dibangun, langkah berikutnya adalah just do it!
- Contoh: manajemen Toyota selalu dapat mengeksekusi kebijakan mereka dengan konsisten dan tekun, hingga akhirnya membentuk budaya kerja yang optimal.
- Sayangnya, dalam sejumlah perusahaan banyak yang kurang memiliki kegigihan dalam implementasi kebijakan. Tak jarang agenda perubahan yang satu belum selesai sudah muncul agenda baru, sehingga membingungkan karyawan.
- Jika fase implementasi dilakukan secara konsisten, akan terbentuk pengembangan kultur dan etos kerja baru. Slogan-slogan indah bukan sekedar hiasan, tapi juga memiliki makna.